Saturday, November 14, 2015

Tidak ada alasan untuk menulis

“Pak, Alhmadulillah sekarang saya jadi wartawan pondok” cerita saya kepada bapak saya melalui sambungan telpon
“Alhamdulillah, bagus itu, jadi bisa rajin nulis” timpal beliau.
“Iya, tapi saya butuh laptop biar mudah untuk nulis beritanya” saya berhenti sejenak “InsyaAllah sambil mau nulis buku juga, nanti ketika wisuda saya akan hadiahkan buku itu untuk bapak” lanjut saya kemudian.
“Tapi bapak belum punya uang kalo untuk beli laptop” ujar beliau dengan suara merendah.
“Bapak usahakan kalo nanti ada rezeki ya” tambah beliau sebelum mengakhiri telpon interlokal antara madura dan kendal itu.
***
Sejak dulu saya terbiasa membaca buku. Awalnya buku kisah-kisah orang sukses, menginjak SMP ganti buku-buku percintaan, kemudian di SMA saya mulai membaca buku-buku motivasi. Dari banyanknya mmbaca buku, saya menarik kesimpulan : PENULIS ITU MANUSIA LUAR BIASA. Mereka bisa membuat pembaca menangis terisak-isak, atau tertawa terbahak-bahak. Mereka juga mampu membuat pembacanya tidak beranjak dari tempat membacanya selama berjam-jam bahkan mampu mengubah pemikiran pembacanya. Bagi saya menulis itu proses menghipnotis yang disukai korbannya.
Menulis juga membuat penulisnya hidup abadi meskipun jadanya telah lama ditelan bumi. Saya pengangum karya almarhum BUYA HAMKA. Mungkin karena bapak saya memberi nama Hamka, tapi saya rasa bukan hanya saya yang mengagumi beliau. Tulisan-tulisan beliau terus dicetak bahkan diangkat kelayar lebar jauh setelah beiau tiada. Saat ini mungkin kita tidak bisa berjumpa dengan beliau, tapi nama beliau tetap kita dengar dan banyak menjadi perbincangan khususnya bagi para sastrawan. Menulislah, maka dengan akan hidup selamanya.
Ippho Santosa merupakan penulis favourite saya untuk kategori Motivas. Menulis merupakan cara tercerdas untuk menabung amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Bila dengan berbicara kita hanya mampu menjaungkau peserta terbatas, tapi tidak dengan tulisan. Tulisan mampu melintasi banyak samudra, menjaungkau seluruh lapisan masyarakat dan juga menyalami jutaan jiwa yang ingin berubah menjadi lebih baik. Betapa mulianya seorang penulis jika karyanya mampu merubah dan bermanfaat untuk banyak manusia. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya.
Ada lagi Tere Liye dari daftar penulis favourite saya. Bagi saya Tere Liye mampu membumikan nilai-nilai agama dalam banyak cerita yang dia buat. Tulisannya mampu mengobati banyak luka dari hati-hati yang sejang patah, pemuda-pemudi yang tak punya arah atau bahkan menempeleng dengan halus manusia-manusia yang mulai mengabaikan norma kehidupan. Inilah cara dakwah yang paling mujarab. Tidak hanya melalui mimbar-mimbar saja, tapi juga melalui karya-karya yang langsung masuk ke relung jiwa. Ualama-ulama dahulu meninggalkan banyak karya luar biasa yang bisa kita baca sampai sekarang, karena jasa beliau kita mengenal islam lebih baik. Saya ingin menjadi bagian dari orang-orang yang berdakwah melalui tulisan, tercatat dalam sejarah perbuahan zaman.
Hidup saya tidak jarang dihinggapi kesedihan. Kadang, semua itu tak mampu saya ungkapkan kecuali lewat tulisan. Menulis puisi adalah salah satu kebiasaan saat gelisah datang. Saya tidak bisa menjelaskan apa yang membuat saya gelisah. Tapi tulisan mampu berteriak lebiih kencang dari yang sekedar saya inginkan. Ada juga daftar penulis favourite saya dalam kategori kegundahan. Raditya dika. Mampu menjadikan masalah menjadi berkah. Dari mulai menulis hal-hal kecil yang terjadi disekitar hidupnya, sekarang berubah mejadi penulis komedi yang pakai hati. Karena saya juga yakin setiap sisi punya hal yang patut kita tertawakan, bersama dengan itu juga memberikan pelajaran dalam kehidupan.
Entah kenapa, saya merasa hidup saya juga seringkali dihampiri oleh banyak keajaiban. Saya bukan dari orang kaya yang punya gudang mobil mewah dan uang berlimpah. Tapi, insyaAllah hisup saya tidak kalah bahagia dengan mereka. Saya ingin bercerita melalui tulisan saya agar mereka yang belum merasakan kejaiaban juga bisa merasakannya. Agar setiap jiwa punya semangat untuk menjalani hidupnya dengan keadaannya yang telah Allah takdirkan. Hidup saya mungkin biasa-biasa saja bagi mereka yang telah merasakan kenikmatan jauh diatas saya, tapi saya yakin setiap kehidupan menyimpan keindahan untuk diceritakan. Agar setpai kita bisa mengambil pelajaran.
Menulis juga mampu merubah nasib. Saya mengikuti perjalanan Raja Koran  Indonesia : Dahlan Iskan. Beliau memulai karirnya dari paling wadah, tapi dengan menulis beliau telah merubah dirinya, perusahaannya dan orang-orang didalamnya. Menulis tidak hanya membuat nasib kita berubah tapi kehidupan kita juga berubah. Sebagai muslim, setidaknya apa yang kita tuliskan mampu menyemangati kita untuk melakukannya. Ini yang menyemangati saya untuk terus melangkah, menemukan banyak ide, membuatnya menjadi tulisan dan bersama-sama para pembaca ikut mengamalkan.
Peristiwa yang tidak baik akan lebih baik jika kita tuliskan daripada peristiwa baik yang tidak kita tuliskan. Memory kita punya batas waktu untuk mengingat, tapi tulisan mampu mengikat tanpa kenal waktu. Banyak sekali peristiwa penting yang dialami sebagian manusia yang hilang dari sejarah karena tidak dituliskan, tetapi sebaliknya, banyak juga peristiwa yang masih teringat sepanjang masa meskipun itu tidak begitu penting karena dituliskan. Hidup saya tidak mau saya akhiri sebatas sampai kuburan nanti, saya ingin terus hidup, agar doa-doa teru mengalir kepada saya, agar saya dapat terus menikmati aliran pahala dari bebrapa coretan yang saya tuliskan.
Saya menganal banyak hal dari apa yang saya baca, saya berhutang budi pada penulisnya. Semangat saya untuk mengenalkan banyak hal kepada mereka yang kebetulan belum diberi kemampuan untuk merasakannya akan lebih mudah terwujud melalui tulisan. Sebagaimana saya telah dikenalkan dengan banyak hal oleh para penulis yang telah mengisnpirasi saya. Dengan saya membaca buku bumi cinta karya Kang Abik saya seperti berjalan-jalan keliling Turkey. Buku Davinci code juga berhasil membuka pikiran saya terhadap banyak hal yang belum pernah terpikirkan oleh saya. Bahkan begitu penasarannya saya dengan buku itu, saya membacanya satu hari satu malam suntuk.
Menulis mampu mengenalkan kita pada banyak orang, juga orang lain mampu mengenal kita tanpa harus bertatap muka. Saya pernah membaca buku yang sangat menarik, ketika membacanya saya sampai lupa waktu. Saat itu saya masih di Pesantren, karena saya ketahuan tidak tidur malam, maka buku itu akhirnya disita. Besoknya saya beli dua buku yang sama. Satu untuk saya, satu lagi untuk menggantikan buku yang teman saya yang disita ketika saya membacanya. Saya tidak kenal dengan penulisnya, tapi dari untaian kata yang tersurat, saya merasa dekat dan mengenal penulisnya. Buku itu berjudul “ Adzan Subuh Menghempas Cinta”.
Saya tidak punya alasan kenapa saya menulis?
Saya hanya punya banyak motivasi, semnagat dan dukungan untuk menulis. Diatas semua dukungan itu adalah Laptop bekas yang dibelikan Bapak saya tiga tahun silam. Sampai hari ini saya masih merasa sangat berdosa kepadanya. Saya belum bisa memenuhi janji untuk menerbitkan buku. Saya melihat kebelakangan, ternyata semua itu karena salah saya yang terlalu banyak alasan untuk menulis. Akhirnya, saya tidak ingin lagi punya alasan. Saya ingin punya semangat dan motivasi untuk terus menulis. Membuka sedikit jendela untuk orang lain. Saya tau dalam hidup ini tidak ada yang mudah, dimana-mana banyak masalah, tapi saya yakin dimana-dimana juga ada harapan (Pilot)

1 comment: